How To Manage Your Mood

What's Kind of Your Mood
Untuk menyeimbangkan mood dalam bekerja memang memerlukan beberapa aktivitas, setidaknya jeda untuk rehat sejenak dari aktivitas pekerjaan. Bisa dibilang saat Saya menuliskan tulisan ini Saya tengah sedikit jenuh pada aktivitas pekerjaan, manusiawi kan hehehe, tampak jelas pembenarannya. Pengalihan aktivitas dari pekerjaan rutin kepada aktivitas lain di luar itu memang cukup ampuh bagi Saya untuk memperbaiki mood dari kejenuhan pada aktivitas pekerjaan sehari-hari, meski dimungkinkan berbeda lho ya perlakuannya pada diri setiap orang. Menulis, memasak, jalan-jalan, bersih-bersih atawa beres-beres merupakan beberapa aktivitas yang biasa Saya lakukan untuk bangkit dari kejenuhan.

Sebagaimana artikel sebelumnya yang Saya pernah tulis mengenai menulis, ternyata sudah cukup lama Saya tidak melakukan aktivitas ini. Tetiba terlintas di pikiran, segera saja Saya buka laptop dan menuliskan apa yang ada di pikiran Saya saat ini. Saya sedang berusaha mengikatnya dengan menuliskannya sebelum menguap. Semangat menulis ini masih timbul tenggelam bagi Saya, jujur saja. Semangat itu mulai muncul kembali belum lama ini ketika Saya asyik berselancar di dunia maya lewat jejaring facebook, ketika membaca tawaran PO untuk Novel baru dari Kak Asma Nadia, penulis yang cukup digandrungi di era Saya remaja, mungkin demikian juga bagi para remaja saat ini.

Pertama kali membaca tawaran PO itu saya tertarik dari judul dan tulisan based on true story nya yang ada di cover novel tersebut. Setelah membaca pengantar yang menggambarkan jalan cerita novel tadi dan mengikuti live streaming bersama Kak Dewa dan Istri, semakin menambah ketertarikan Saya, tidak sabar untuk membaca Novel tersebut. Dan... setelah Saya menerima kemudian menyelesaikan membacanya, efek samping yang timbul adalah pikiran dan hati Saya menjadi semakin terbuka akan warna warni kehidupan yang begitu beragam, beberapa terkesan rumit, namun kerumitan itu sejatinya dapat diurai dengan kesabaran dan keyakinan. Saya merasa bersyukur masih dibukakan jalan, diingatkan, untuk tidak lagi terjebak dalam keputusasaan serta kekecewaan, karena yang Saya butuhkan hanya terus bergerak, berusaha, tidak hanya untuk berdiam diri meratapi dan semakin terpuruk.

Saya selalu tertarik dengan buku bacaan yang mengambil cerita dari kisah nyata, mengenai biografi seseorang yang menginspirasi, dan cerita perjalanan seseorang menjelajah ke setiap belahan bumi yang belum bisa Saya lakukan sendiri. Membaca jenis-jenis bacaan tersebut membuat Saya serasa masuk di dalam cerita tersebut, seperti Saya juga telah mengunjungi tempat-tempat menakjubkan itu, sekaligus doa semoga Saya diberi kesempatan juga untuk secara langsung menjelajahinya. Berarti Sang Penulis benar-benar berhasil menyampaikan maksudnya pada Saya yang membaca tulisan-tulisannya, ini nih yang rasanya sampai sekarang Saya masih merasa belum berhasil sampai pada tingkat itu.

Lewat semua yang sejauh ini Saya jalani, semakin membuat diri ini merasa malu pada-Nya. Begitu besar nikmat yang masih belum bisa sepenuhnya Saya syukuri dengan mengembangkannya, seperti dalam hal menulis. Flashback, begitu banyak kesempatan yang telah terlewati karena Saya tidak secara benar-benar memperhatikan tangan-tangan-Nya yang bekerja membimbing Saya. Tekad dalam diri ini kadang menyembul, berkobar, namun lebih sering tenggelam dan padam karena keadaan yang semestinya tidak terlalu kuat menenggelamkannya, ya ... rasa malas masih seringkali memenangkan hati ini.

Kembali kepada bagian novel, tokoh Kang Dewa dan Istri benar-benar terasa bagaikan sebuah oase di tengah gurun kegusaran dalam hubungan suami istri di rumah tangga Saya. Pagi hari sebelum siang hari Saya menuliskan tulisan ini, semakin dikuatkan dengan nasehat-nasehat yang begitu dirindukan oleh jiwa ini, beginilah hikmah silaturahim dalam hati Saya bersyukur. Titik tolak dari semuanya yang Saya sadari adalah perasaan sendiri karena memang keadaan pernikahan yang LDM istilah gaulnya, alias Long Distance Marriage, sikap Saya yang memiliki kecenderungan introvert karena kebiasaan saat masa kecil yang memang dituntut untuk bisa mandiri, Saya rasa seringkali menjadi terlalu berlebihan, pada saat dimana Saya sekarang telah memiliki pasangan, dimana kebutuhan berbagi, berkomunikasi, diperhatikan mulai dari hal yang kecil menjadi seperti sebuah kehausan yang menuntut pasangan Saya untuk mengisinya.

Ah...cara-Nya selalu indah dalam mengingatkan Saya. Proses dimana Saya dihadapkan, dipertemukan dengan berbagai situasi yang sangat mengaduk-ngaduk hati dan pikiran, yang senantiasa Saya harapkan bisa semakin menguatkan serta memasrahkan Saya. Setiap apa yang Ia berikan selalu ada maksud, dan berbaik sangka atas perkenan-Nya menjadi jalan yang terbaik untuk dilalui.

Tulisan ini sebenarnya sebagai pengingat agar senantiasa bersyukur terhadap segala ketetapan dari-Nya. Bersyukur karena diberi kesempatan membaca novel yang inspiratif, sebagai pengingat agar tidak melakukan kekeliruan yang sama, setidaknya menjadi lebih waspada karena ada beberapa cerita yang mirip namun menghasilkan efek yang berbeda. Bersyukur hari ini bejana yang terasa kosong telah mulai terisi hikmah, mengikat tekad untuk benar-benar bisa menerima dengan lapang dada segala pernik kehidupan yang begitu unik, memperbaiki awal yang salah di hati ini dalam membina hubungan, agar menjadi semakin bermakna, tentunya masih terus butuh usaha ekstra untuk tetap menjaga rasa percaya bahwa ia bersedia istiqomah bersama.

Wah, tidak terasa, tulisan mengenai bagaimana Saya mengelola mood berkembang sejauh ini, menjadi tulisan berisi curahan hati, namun pada intinya masih berkaitan dengan pengelolaan suasana hati juga kan ya. Bila dirangkum, menurut Saya, pengelolaan suasana hati/mood bisa dibagi menjadi beberapa poin, diantaranya :
Ø  Alihkan sejenak rutinitas pekerjaan dengan melakukan kegiatan lain yang Anda senangi, tidak perlu lama, cukup untuk merefresh pikiran dan suasana hati, melemparkan rasa penat agar siap berjuang kembali ke medan perang hahaha;
Ø  Tuliskan, ceritakan atau bagaimanapun cara Anda mengungkapkannya, curahkan apa yang ada di hati dan pikiran Anda, kosongkan agar benar-benar tinggal kesegaran yang ada di dalamnya. Biar siap diisi dengan hikmah, semangat dan tekad yang kuat, oke kan;
Ø  Setelah refresh, saatnya bulatkan tekad dan komitmen Anda untuk menyusun target serta langkah-langkah prioritas yang akan diambil dalam mencapai target kehidupan;
Ø  Yang tidak kalah penting adalah dengan memupuk harapan serta rasa percaya di hati dan pikiran Anda, berbaik sangka akan ketetapan dari-Nya untuk Anda dan teruslah bergerak...berusaha semaksimal mungkin diiringi doa kepada-Nya.

Akhirnya, mari kelola dengan bijak hati dan pikiran kita, olah pikir, olah rasa, dan jangan lupa olah raga ya. Salam sukses dan bahagia.

How To Manage Your Mood



0 Response to "How To Manage Your Mood"

Posting Komentar